efek bertaburan bintang pada kursor

Sabtu, 14 Januari 2012

budidaya ikan patin

h1

Budidaya Ikan Patin

06/03/2007

Ikan patin atau dalam bahasa latinnya disebut pangasius hipothalmus merupakan ikan konsumsi budi daya ikan air tawar unggulan. Keunggulan ikan patin, dagingnya gurih, mengandung banyak lemak, dan tidak banyak duri. Harganya yang stabil dan cukup tinggi membuat usaha budidaya ikan patin ini menjanjikan keuntungan.

Salah seorang yang menggeluti usaha budidaya ikan patin adalah Yayan Suryana, di kolam ikannya dikawasan Lembur Situ, Sukabumi, Jawa Barat. Perjalanan menuju lokasi budidaya ikan patin di Lembur Situ, dapat ditempuh dengan mobil selama setengah jam dari kota Sukabumi. Mengambil arah ke selatan, tepatnya berada dikawasan Jalan Pelabuhan.

Dilahan seluas satu hektar inilah Yayan Suryana membudidayakan ikan patin. Budidaya dilakukan di kolam air deras, berukuran tiga kali tiga meter persegi. Sumber airnya dari sungai yang dialirkan ke setiap kolam. Air dari kolam kemudian dialirkan kembali ke sungai. Budidaya ikan patin tergolong sulit.

Proses pembenihannya memerlukan pengetahuan tersendiri. Sehingga tidak semua petani ikan air tawar dapat mengawinkan induk ikan patin jantan dan betina sehingga menghasilkan anakan yang berkualitas baik. Untuk menghasilkan anakan ikan patin dilakukan proses pembenihan di kolam yang disebut bak hatchery. Dibak ini dipasang aerator sehingga pasokan oksigen terjaga.

Proses pembenihan dilakukan dengan menginduksi induk jantan dan betina dengan horman perangsang pembuahan. Telur yang dihasilkan indukan betina dicampur dengan benih dari indukan jantan di bak penampungan selama 18 hingga 20 jam. Telur akan menetas dan berubah menjadi larva. saat masih anakan, diberi makanan cacing sutra dan artemia.

Setiap bulannya, dari tempat ini dapat dihasilkan anakan ikan patin berukuran satu hingga tiga inchi sebanyak dua ratus ribu ekor.Anakan ikan patin umumnya telah dipesan pembeli sebelum proses pemijahan.

Untuk anakan berukuran satu inchi, dihargai antara delapan puluh hingga seratus rupiah per ekor. Setelah berusia satu hingga tiga minggu, anak ikan patin dipindahkan ke kolam pembesaran. Yang perlu diperhatikan dalam memelihara ikan patin adalah menjaga kualitas air kolam.

Selain itu, memberikan pakan dua kali sehari, pada pagi dan sore hari. Takaran makanan yang diberikan, seperlima berat badan ikan. Ikan patin yang dibesarkan dikolam dipanen setelah berusia tiga hingga empat bulan. Permintaan paling banyak untuk ikan patin yang memiliki berat antara setengah kilogram hingga satu kilogram. Harganya berkisar antara sepuluh ribu hingga lima belas ribu rupiah per kilogram. (Helmi Azahari/Dv/Sup) indosiar

Jumat, 13 Januari 2012

TAHAP PEMIJAHAN IKAN LELE


Selasa, 22 Maret 2011

Setelah beberapa saat refreshing dengan posting" dari topik yang berbeda sekarang kembali fokus pada topik mengenai ikan. Tahap sebelumnya kita sudah membahas mengenai persyaratan lokasi dan cara memilih indukan yang baik. Pada thapan ini saya akan membahas mengenai bagaimana cara memijahkan ikan lele. metode pemijahan yang akan kita pelajari kali ini adalah metode pemijahan tingkat pemula (metode tradisional), tapi jangan kuatir meskipun metodenya masih tahap pemula akan tetapi dengan usaha yang sungguh-sungguh hasil benih yang didapat pun akan berlimpah. Metode yang saya sampaikan disini berdasarkan beberapa referensi yang saya pelajari dan juga berdasarkan praktek pemijahan yang telah saya lakukan.

Tahap-tahap yang perlu kita lakukan antara lain :
  1. Pemilihan indukan, untuk cara pemilihan indukan bisa dilihat pada posting saya sebelumnya. Pilihlah 1 ekor induk jantan dan satu ekor induk betina yang benar-benar sesuai dengan kriteria yang sudah saya sampaikan.(Untuk keadaan tertentu seperti indukan betina yang terlalu kecil maka anda dapat mengganti perbandingan 1 jantan : 1 betina dengan 1 jantan : 2 betina).
  2. Setelah tahap pemilihan selesai masukkan indukan ikan lele pada kolam yang telah diberi kakaban (bisa ijuk, daun kelapa atau pun genteng tanah) dan diisi air sekitar 30 cm. Lakukan proses pemilihan dan penempatan di kolam pada sore hari antara jam 3 sampai dengan jam 5 sore ( hal ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan indukan untuk beradaptasi terhadapa lingkungan barunya sebelum melakukan pemijahan dimalam harinya.
  3. Proses pemijahan akan terjadi pada rentang waktu antara tengah malam hingga dini hari. Yang perlu diingat selama induk lele berada di kolam pemijahan jangan memberikan pakan karena dapat memcu stres.
  4. Biarkan induk lele selama semalam di kolam pemijahan dan anda dapat memeriksa kolam saat pagi hari sekitar pukul 5 sampai dengan pukul enam. bila proses pemijahan berhasil akan tampak butiran-butiran kecil berwarna putih kekuningan yang menempel pada ijuk. Biasanya setiap indukan lele yang sehat dan baik akan mengelurkan telur antara 20.000 - 30.000 butir per Kg berat induk betina.
  5. Langkah selanjutnya adalah pengambilan indukan dari kolam pemijahan. Pengambilan indukan bisa menggunakan seser dengan syarat  lakukan setenang mungkin sehingga indukan tidak melakukan banyak gerakan yang dapat merusak telur di sekitarnya ( ada beberapa metode yang membiarkan indukan jantan tetap dikolam sampai umur tertentu, tetapi metode yg saya praktekkan adalah pengambilan semua indukan)
  6.  Induk lele yang telah diambil tersebut letakkan pada kolam terpisah (jangan dicapur dengan indukan lele yang lain). Hal tersebut dikarenakan proses pemijahan membutuhkan energi yang cukup besar sehingga induk lele dalam kondisi lemah dan riskan diserang oleh indukan lele lainnya.
  7. Kembali mengenai telur yang berada dikolam pemijahan. Kolam yang berisi telur lele tersebut sebaiknya mulai diberi kucuran air untuk memberi pasokan oksigen ke air ( karena proses penetasan membutuhkan oksigen, hal itu pula yang mendasari air untuk pemijahan hanya 30 cm sehingga difusi oksigen dari udara bisa membantu proses penetasan.
  8. Setelah 1 - 3 hari biasanya telur lele akan mulai menetas menjadi larva lele yang berwarna transparant . proses penetasan akan berlangsung bertahap memakan waktu 2 - 3 hari
  9. Setelah proses penetasan selesai anda dapat mengambil kakaban yang berada di kolam dengan cara pengambilan sedikit digoyang"kan sehingga tidak ada larva lele yang menempel/ terbawa dikakaban (pengambilan kakaban diperlukan agar tidak timbul jamur yang menempel di kakaban dan menyebabkan larva terserang jamur)
  10. Larva lele yang telah menetas tidak perlu diberi makan hingga umur 4 hari karena rentang pada rentang waktu tersebut ketersediaan makan untuk larva masih dipenihi oleh yolk (kuning telur) dari larva itu sendiri.
Untuk tahap selanjutnya akan saya bahas pada TAHAP PEMELIHARAAN BENIH LELE. 

Pemilian Induk Lele Untuk Pemijahan


Pemilihan Induk Lele Untuk Pemijahan

Senin, 21 Maret 2011




1. Ciri-ciri induk lele jantan : 
Gambar 1. Induk lele jantan
  • Kepalanya lebih kecil dari induk ikan lele betina.
  • Warna kulit dada agak tua bila dibanding induk ikan lele betina. 
  • Urogenital papilla (kelamin) agak menonjol, memanjang ke arah belakang, terletak di belakang anus, dan warna kemerahan. 
  • Gerakannya lincah, tulang kepala pendek dan agak gepeng (depress). 
  • Perutnya lebih langsing dan kenyal bila dibanding induk ikan lele betina. 
  • Bila bagian perut di stripping secara manual dari perut ke arah ekor akan mengeluarkan cairan putih kental (spermatozoa-mani). 
  • Kulit lebih halus dibanding induk ikan lele betina. 
2. Ciri-ciri induk lele betina 
Gambar 2. Induk lele betina
  •  Kepalanya lebih besar dibanding induk lele jantan. 
  • Warna kulit dada agak terang.   
  • Urogenital papilla (kelamin) berbentuk oval (bulat daun), berwarna kemerahan, lubangnya agak lebar dan terletak di belakang anus.  
  • Gerakannya lambat, tulang kepala pendek dan agak cembung.  
  • Perutnya lebih gembung dan lunak.  
  • Bila bagian perut di stripping (diurut perlahan dari perut bagian depan ke arah kelamin) secara manual  akan mengeluarkan butiran kecil kekuning-kuningan (ovum/telur). 
3. Syarat induk lele yang baik :  
  • Kulitnya lebih kasar dibanding induk lele jantan. 
  • Induk lele diambil dari lele yang dipelihara dalam kolam sejak kecil supaya terbiasa hidup di kolam (kalau induk didapatkan dari membeli sebaiknya dilakukan proses adaptasi terlebih dahulu kisaran > 1 minggu) 
  • Berat badannya berkisar antara 1000 - 2000 gram.
  • Bentuk badan simetris, tidak bengkok, tidak cacat, tidak luka, dan lincah.  
  • Umur induk jantan di atas tujuh bulan, sedangkan induk betina berumur satu tahun.  
  • Frekuensi pemijahan bisa satu bulan sekali, dan sepanjang hidupnya bisa memijah lebih dari 15 kali dengan syarat apabila makanannya mengandung cukup protein.
4. Ciri-ciri induk lele siap memijah

  • calon induk terlihat mulai berpasang-pasangan, kejar-kejaran antara yang jantan dan yang betina. Induk tersebut segera ditangkap dan ditempatkan dalam kolam tersendiri untuk dipijahkan.
  • Indukan lele jantan dalam proses stripping mengeluarkan cairan berwarna putih (sperma)
  • Indukan betina perutnya terlihat mengembung dan bila dilakukan proses stripping mengeluarkan  butiran kecil berwarna kuning (telur)

Perawatan induk lele :

  • Selama masa pemijahan dan masa perawatan, induk ikan lele diberi makanan yang berkadar protein tinggi seperti cincangan daging (bisa berbagai macam daging),atau makanan buatan (pellet). Ikan lele membutuhkan pellet dengan kadar protein yang relatif tinggi, yaitu ± 60%. ( untuk pemberian pakan selain pelet sebaiknya sebagai selingan, kadar pemberian cincangan daging setiap 4 - 7 hari sekali)
  • Makanan diberikan pagi hari dan sore hari dengan jumlah 5-10% dari berat total ikan. 
  • Segera pisahkan induk-induk yang mulai lemah atau yang terserang penyakit untuk segera diobati. 
  • Usahakan untuk mengganti air setiap periode tertentu, pergantian bisa dilakukan secara keseluruhan atau dengan mengurangi 75 % volume air kemudian dilakukan pengisian dengan air yang baru.

Budidaya ikan nila DAN AQUAKULTURE

Budidaya Ikan Nila dan Aquaculture Untuk Pembangunan pedesaan

Nila atauTilapia berasal dari negara Afrika, tetapi telah diperkenalkan di banyak negara di seluruh dunia termasuk Indonesia. Ikan nila tahan terhadap serangan penyakit, Mudah berkembangbiak, makan berbagai jenis makanan dan bertoleransi dengan kualitas air yang buruk dengan kadar oksigen terlarut rendah. Sebagian besar akan tumbuh di air payau dan beberapa akan beradaptasi dengan baik di air laut. Karakteristik ini membuat nila cocok untuk di budidayakan di kebanyakan negara berkembang. Mereka paling sering dibudidayakan di kolam, danau dan sawah. Sebuah daftar panduan singkat karakteristik untuk jenis nila penting disertakan pada akhir panduan ini.

Gambar 1: Bududaya di kolam



Gambar 2: Budidaya ikan nila di keramba atau jaring apung


Gambar 3: Budidaya ikan nila di sawah

Masalah Kelebihan Populasi di Kolam

Reproduksi alami spesies ikan nila terjadi dalam salah satu dari dua cara. Spesies Oreochromis aureus, O. mossambicus dan O. niloticus disebut mouth-brooders(telur dalam mulut). Betina mengeram dan menetaskan telur-telur dalam mulutnya setelah mereka diletakkan dan dibuahi oleh nila jantan mereka.

Spesies T. rendalli dan T. zilli disebut substrat petelur, karena telur diletakkan dan menetas di bawah substrat dalam sarang yang digali oleh jantan dan betina. Induk memelihara telur dan larva, tetapi tidak melindungi mereka di mulut mereka.

Kemudahan menghasilkan telur dan larva membuat mereka menghasilkan keturunan yang banyak dan tentu menguntungkan untuk di budidayakan. Namun, sifat ini juga menimbulkan masalah. Tingkat kelangsungan hidup dan tumbuh ikan kecil sangat tinggi menjadikan kolam ramai dan sesak. Ikan menjadi terhambat pertumbuhannya karena pasokan makanan alami organisme di kolam habis. Hampir 75% atau lebih dari populasi berat ikan nila mungkin kurang dari 100 gram. Hal ini mungkin tidak ada masalah serius di Timur, di mana bahkan ikan-ikan kecil dimakan. Namun, jika ikan yang lebih besar dari 150 gram lebih disukai oleh pasar, teknik budidaya khusus mungkin diperlukan untuk pertumbuhan ikan. Teknologi ini berbeda, membutuhkan tingkat keahlian dan manajemen dan menghasilkan berbagai tingkat keberhasilan besar dalam memproduksi nila atau tilapia. Beberapa dapat dikombinasikan untuk efisiensi dalam penggunaan sumberdaya.

Metode untuk Mengendalikan Reproduksi Ikan Nila

Tujuh metode berikut digunakan untuk mengontrol reproduksi ikan nila. Gambar 4 adalah sebuah diagram alur yang menunjukkan di mana metode ini cocok dengan sistem produksi yang berbeda.

1. Pemanenan berkala nila larva dan ikan kecil dengan jaring untuk mengurangi persaingan makanan.
- Efektif dalam kolam kecil.
- Tenaga kerja intensif.
- Memerlukan sedikit keterampilan.

2. Pemisahan jenis kelamin setelah masa pertumbuhan awal (budidaya monosex).
- Jantan tumbuh lebih cepat daripada betina.
- Sulit untuk kolam besar karena sejumlah besar ikan yang dibutuhkan dan prosesnya lambat.
- Kesalahan yang dibuat pada pemisahan sexing adalah sekitar 90%.
- Memerlukan tenaga kerja terlatih.

3. Stocking hibrida (kawin silang) anak ikan "semua jantan".
- Jantan tumbuh lebih cepat daripada betina.
- Membutuhkan persediaan bibit induk murni.
- Memerlukan fasilitas penetasan khusus dan tenaga terampil.
- Fingerlings hibrida mahal untuk diproduksi.

4. Budidaya terapung yang digantung di atas kolam.
- Jatuhnya telur ikan melalui jaring mencegah populasi anak ikan yang terlalu banyak dan berdesak-desakan dalam jaring.
- Budidaya kolam system apung biayanya mahal.
- Memerlukan makanan kualitas tinggi dan pemeliharaan intensif.

5. Budidaya nila dengan kepadatan yang sangat tinggi di kolam.
- Berkerumun dalam jumlah banyak mengurangi dorongan untuk bereproduksi.
- Diperlukan pemberian pakan dengan ransum berkualitas tinggi diperlukan secara intensif.
- Pasokan air yang baik harus tersedia.
- Memerlukan listrik, gas atau diesel perangkat aerasi.
- Memerlukan keterampilan manajemen.

6. Menyediakan dalam kolam ikan liar sebagai anak ikan atau ikan dewasa di kolam ikan nila.
- Mengendalikan reproduksi berlebihan.
- Menghasilkan dua macam ikan.
- Nila besar harus ditebar awalnya atau mereka akan dimakan.
- Seringkali sulit untuk mendapatkan jumlah yang memadai pemangsa fingerlings

7. Berikan pakan berhormon nila larva mulai dari umur dibawah 10 hari sampai umur 21 hari. Dengan pemberian hormon jantan dapat menghasilkan "semua laki-laki" fingerlings.
- Hormon sulit untuk didapatkan.
- Penetasan fasilitas dan tenaga terampil yang diperlukan.


Gambar 4: Bagan alur titik-titik dalam suatu sistem produksi di mana metode yang berbeda untuk kontrol populasi nila digunakan dalam mendapatkan ikan dipasarkan.

Rangkuman dari Pertimabangan Untuk Budidaya Ikan Nila

Tabel berikut meringkas pertimbangan utama untuk budidaya nila di kolam, apung dan sawah. Hal ini dimaksudkan sebagai daftar periksa untuk mereka yang tertarik pada budidaya nila.

Bimbingan Membudidaya Jenis-jenis Ikan Nila

Ada banyak jenis nila, tetapi hanya sedikit yang dibudidayakan secara luas di seluruh dunia saat ini. Daftar berikut kelompok luas spesies nila yang mengeram telur dalam mulut induk betina –(mouth substrat brooders) dan petelur.

Induk Mengeram Telur dalam Mulutnya (mouth brooders)

1) Oreochromis aureus biologi dan budidaya.
a. Reproduksi:
1. Betina mengeram telur di mulutnya.
2. Suhu optimum 23-28 derajat Celcius.
3. Bertelur 3 kali atau lebih per tahun dengan jumlah 1.500-4.300 telur yang dihasilkan per tahun.
4. Telur menetas dalam 3 sampai 5 hari dan betina penjaga anak-anaknya selama 8-10 hari setelah
menetas.

b. Makanan:
1. Anak ikan memakan zooplankton.
2. Ikan dewasa memakan zooplankton dan fitoplankton, dan memakan rumput dan organisme. Juga makan makanan yang diproduksi (pellet).

c. Budidaya:
1. Lebih menyukai suhu 25 sampai 30 derajat Celcius.
2. Suhu rendah toleransi 8-9 derajat Celcius.
3. Tumbuh baik sampai salinities dari 16-20 bagian per seribu.

2) Mujair biologi dan budidaya.
a. Reproduksi:
1. Betina mengeram telur di mulutnya.
2. Suhu optimum 23-28 derajat Celcius.
3. Dapat berkembang biak 6-12 kali per tahun dengan 2.000 hingga 10.000 telur yang dihasilkan per tahun.
4. Telur menetas dalam 2 sampai 5 hari dan menjaga larva selama 8-10 hari.

b. Makanan:
1. Anak ikan makan zooplankton.
2. Ikan dewasa makan zooplankton, fitoplankton dan makanan yang diproduksi (pellet).

c. Budaya:
1. Suhu optimum 25-30 derajat Celcius.
2. Temperatur rendah toleransi adalah 10-12 derajat Celcius.
3. Berkembangbiak dan tumbuh dengan baik di air payau.

3) Oreochromis niloticus biologi dan budidaya.
a. Reproduksi:
1. Betina mengeram telur di mulutnya.
2. Suhu optimum 25-29 derajat Celcius.
3. Rata-rata tiga kali berkembangbiak per tahun dengan sekitar 750-6.000 telur yang dihasilkan per tahun.
4. Telur menetas dalam 3 sampai 5 hari dan betina menjaga larva selama 8 sampai 10 hari setelah menetas.
b. Makanan:
1. Anak ikan makan zooplankton.
2. Ikan dewasa makan fitoplankton, zooplankton, serangga dan organisme di dasar kolam. Juga makan makanan yang diproduksi.

c. Budaya:
1. Suhu optimum 25-30 derajat Celcius.
2. Toleransi suhu yang lebih rendah adalah 11 derajat Celcius.
3. Tumbuh dengan baik di air hingga 20 bagian per seribu salinitas.

Substrat petelur

1) Tilapia rendalli biologi dan budidaya.
a. Reproduksi:
1. Jantan dan betina menggali sarang dan menetaskan telur dan menjaga larva atau anak ikan dalam mulutnya.
2. Suhu optimum 25-30 derajat Celcius.
3. Pemijahan bisa terjadi pada interval 7-minggu dengan 12.000 hingga 20.000 telur yang dihasilkan per tahun.
4. Telur menetas dalam 5 hari.

b. Makanan:
1. Anak ikan makan zooplankton.
2. Ikan dewasa makan rumput laut, serangga, alga dan pakan yang diproduksi.

c. Budidaya:
1. Suhu optimum 28 derajat Celcius.
2. Temperatur rendah toleransi adalah 12-13 derajat Celcius.
3. Dapat mentolerir air payau.


2) Tilapia zillii biologi dan budaya.
a. Reproduksi:
1. Induk jantan dan betina menggali sarang dan menjaga telur dan anak ikan.
2. Suhu optimum 22-26 derajat Celcius.
3. Enam kali berkembangbiak per tahun mungkin dengan sekitar 6000 hingga 42.000 telur yang dihasilkan per tahun.
4. Telur menetas dalam 3 sampai 5 hari.

b. Makanan:
1. Anak ikan makan zooplankton.
2. Ikan dewasa makan fitoplankton, daun, batang, tumbuh-tumbuhan air yang berakar dan pakan yang diproduksi.

c. Budidaya:
1. Suhu optimum 28 derajat.
2. Toleransi suhu yang lebih rendah adalah 8-9 derajat Celcius.
3. Tumbuh baik di air laut kekuatan penuh.


GLOSARI

air payau - Campuran air tawar dan air luat.

pupuk - Suatu zat yang ditambahkan ke air untuk meningkatkan produksi makanan ikan alami organisme.

Anak ikan – Ikan baru menetas yang beratnya kurang dari 1 g atau ukuran kurang dari 2,5 cm, panjang total.

Grow-out pond / fasilitas - Sebuah kolam atau sarana lain yang digunakan untuk pembesaran ikan sampai ukuran yang dipasarkan.

terintegrasi akuakultur - Sistem akuakultur yang terintegrasi dengan ternak dan / atau produksi tanaman. Misalnya, dengan menggunakan pupuk kandang hewan untuk memupuk kolam ikan untuk meningkatkan produksi dan air dari kolam untuk mengairi taman.

hormon jantanisasi - Suatu zat yang, ketika diberi makan untuk nila larva, mendorong jaringan terdiferensiasi untuk berkembang menjadi organ reproduksi jantan (testis).

manual sexing - Memeriksa ikan untuk menentukan seks.

diproduksi makanan - Secara komersial untuk makanan olahan ikan atau ternak.

campuran budidaya seks - Budidaya jantan dan betina tumbuh-dalam kolam yang sama.

monosex Culture - budidaya dari semua jantan untuk pasarkan.

Mouth-brooder - Ikan yang menetaskan telurnya dalam mulutnya.

partial harveting - Periodik pemanenan sebagian ikan dari fasilitas budaya selama siklus budidaya.

fitoplankton – Tumbuhan dalam air-plankton.

plankton - Berbagai, kebanyakan mikroskopik, perairan organisme (tumbuhan dan hewan) yang berfungsi sebagai makanan bagi hewan air yang lebih besar dan ikan.

polikultur - Budaya simultan dua atau lebih spesies air dengan kebiasaan makanan yang berbeda.

predacious fish (ikan buas) - Sebuah spesies ikan yang memakan ikan sebagai makanan lain.

spawning (pemijahan) – Proses perkawinan dan memproduksi telur dan larva.

substrat spawner - Ikan yang bertelur pada beberapa bentuk substrat atau permukaan di mana mereka akan menetas.

zooplankton - Renik binatang kecil dalam air-plankton.

PEMIJAHAN IKAN NILA

Pemijahan Ikan Nila

Proses perkawinan induk jantan dan betina sampai menghasilkan larva disebut pemijahan. Nila jantan akan membuat sarang pada dasar kolam kemudian mengundang betina untuk bertelur pada sarang itu, ketika telur-telur nila keluar, nila jantan akan membuahi dengan cara menyemprotkan cairan jantannya ketelur-telur itu. Setelah telur-telur itu dibuahi oleh si jantan maka betina kembali menyimpan telur-telur itu kedalam mulutnya. Dalam beberapa hari saja telur-telur itu akan menetas.


Proses Perkawinan Nila Jantan dan Nila Betina


Nila betina mengeluarkan telurnya dan jantan akan membuahi dengan cara menyemperotkan spermanya ketelur-telur.


Ketika telur-telur nila menetas ini di sebut dengan larva. Larva adalah anak ikan yang berumur 1-5 hari. Pada usia ini, induk nila betina akan menjaga anak-anak ikan ini dengan menyimpan dan mengamankan dalam mulutnya. Biasanya induk nila akan memasukan dalam mulutnya jika dalam keadaan tidak aman, kemudian memuntahkan kembali jika di sekitarnya aman.

Selama beberapa hari induk nila akan terus menjaga anaknya masuk-keluar dalam mulutnya. Pada usia 4-5 hari, larva ini mulai terbentuk seperti ikan dewasa dan pada usia ini, induk akan mulai membiarkan anak-anaknya untuk mencari makan sendiri.

Setelah anak-anak nila dibiarkan oleh induknya, anak-anak ikan ini akan mencari makan dan bergerombol kemanapun mereka pergi seolah ada yang memimpinya. Dan anak-anak ikan dari induk yang lain melakukan hal yang sama.

Anda dapat melihat anak-anak ikan akan mencari makan dan bergerombolan di tepi kolam. Dan pada saat ini penangkapan larva dengan jaring kelambu lalu memindahkan ke penampungan khusus. Larva ini ditampung pada kolam beton yang berukuran kecil atau ditampung pada happa untuk untuk dipelihara sampai menjadi benih yang kemudian siap untuk pembesaran. Pememisahan larva dari ikan-ikan besar, juga untuk memudahkan pemberian pakan halus dan pemantaun pertumbuhan anak ikan menjadi bibit ikan dalam sebulan kemudian.

Induk-induk nila tetap pada kolam yang sama untuk melanjutkan proses memproduksi larva. Induk-induk yang bereproduksi larva ini sebaiknya 6 kali saja atau paling lama satu tahun, kemudian diganti dengan induk yang baru.

Pendederan Ikan Nila

Pendederan adalah Pemisahan larva dengan induk betina maupun jantan. Pemeliharaan larva ini dimaksudkan untuk disiapkan menjadi anak-anak ikan yang cukup besar yang dinamakan benih.


Induk nila betina dan bibit ikan nila. Anak nila berumur 4-7 hari

Pemeliharaan pendederan awal ini berlangsung satu sampai satu setengah bulan. Pendederan ini, diharapkan dapat mencapai ukuran 3-4 cm atau berat 9-12 gr.

Pemindahan larva pada kolam pendederan ini dimulai ketika usia larva 5-7 hari. Tangkaplah larva yang sudah berbentuk ikan kecil. Besar ikan kecil ini sekitar panjang 3-5 mm atau berusia 5-8 hari sejak telur menetas. Pindahkan pada penampungan khusus; di bak beton, jaring kelambu atau happa. Ukuran kolam semen kecil bisa panjang, lebar, tinggi: 1mx1mx50cm. atau bisa juga dibuat lebih besar. Penampungan sebesar 1x1x50cm dapat menampung 20.000-50.000 ekor larva. Pemeliharaan pada penampungan ini tidak lebih dari sebulan karena akan terlalu sesak buat ikan yang semakin bertumbuh besar.

Berikan pakan berprotein tinggi yang berbentuk tepung 4-5 kali sehari masing-masing satu sendok teh pakan ikan berbentuk tepung atau yang dicairkan. Cara mudah untuk memberi pakan berprotein tinggi adalah: rebuslah satu butir telur dan ambil bagian kuningnya saja, larutkan merata dalam 500 ml atau 1/2 liter air. Masukkan dalam botol semprotan kecil dan semprotkan 100 ml ke dalam kolam pendederan untuk sekali makan. Aturlah waktu setiap 2 atau 3 jam sekali. Satu larutan kuning telur dapat memberi makan 100.000 ekor anak ikan. Sangat murah bukan.

Anda mungkin pernah mendengar JANTANISASI atau MONOKULTUR nila . Proses jantanisai nila dimulai pada saat pendederan. Pakan halus untuk makanan larva ini hanya ditambahkan campuran hormone 17 alpha methyltestosteran. Pemberian hormone ini diberikan selama 17 hari sampai 21 hari maka lebih dari 95 % larva akan menjadi benih nila jantan.

Jika anda ingin membuat pakan untuk anak ikan nila, anda dapat melakukan dengan cara di atas, memberikan kuning telur. Atau jika anda tidak ingin repot belilah pakan untuk anak ikan yang berprotein tinggi. Jika anda ingin membuat anak ikan semua jantan, cobalah mengunakan hormone 17 alpha methyl.

Bayangkan jika anda memiliki 100.000 ekor ikan nila dan 4 bulan kemudian kurang 50.000 ekor yang bisa dijual, karena yang 50.000 ekor adalah betina. Seperti anda mungkin ketahui ikan nila betina selalu kalah cepat berkembang dari nila jantan. Jantan lebih cepat bertumbuh 40%. Nila betina membutuhkan 6 bulan, dan jantan hanya 4 bulan untuk mencapai berat yang sama. Perbedaan 2 bulan bukan masalah yang kecil jika anda memberi pakan yang mahal.

Anda dapat memperkirakan berapa kerugian dan kehilangan modal yang tidak kelihatan dari selisih pertumbuhan nila jantan dan betina dan biaya produksi yang dikeluarkan. Mungkin jutaan bahkah puluhan juta rupiah kerugian anda dan akan terus jika anda memberi pakan kepada ikan betina dan anak-anaknya yang anda sendiri belum tahu jelas kapan mereka akan dipanen. Tentu ini akan mengancam usaha budidaya nila anda. Seperti yang dialami oleh banyak pembudidaya nila lainnya.

Ada solusinya. Gunakan hormone untuk mengubah ikan betina menjadi ikan jantan sejak larva. Pembudidaya ikan di luar negeri seperti Thailand, philiphin USA telah mengunakan hormone ini sejak puluhan tahun lalu. Dan itu sebabnya usaha budidaya mereka berhasil. Hormone memang mahal tapi sebenarnya tidak jika yang diternak ratusan ribu ekor. Perkilo hormone ini dapat memberi makan lebih dari 500.000-1jt. ekor larva.

Namun ada desas-desus dengan pengunaan hormone ini dengan kesehatan. Selama ini belum cukup bukti untuk gangguan kesehatan dan korban bagi mereka yang mengkonsumsi nila yang diberikan pakan berhormon.

Sekarang pilihan di tangan anda. Pendederan alami yang lumayan atau pendederan yang meledakkan kantong anda 6 bulan kemudian. Kedengarannya sulit dipercaya. Cobalah sendiri.

Pembenihan Ikan Nila

Setelah pendederan selama 4-6 minggu anak ikan sudah berukuran 2-3 cm, anda dapat memindahkan ke kolam pembenihan. Pada pendederan dengan kolam 1x1x50cm sudah tidak layak lagi untuk menampung anak ikan yang semakin besar oleh karena itu kita perlu menyediakan kolam yang lebih besar lagi agar anak ikan lebih leluasa untuk bertumbuh. Disinilah perbedaan pendederan dan pembenihan.

Sebenarnya tidak ada perbedaan yang berarti pada pendederan dan pembenihan. Seperti pada bahasan disebelumnya pendederan adalah persiapan larva untuk menjadi benih, kemudian benih siap dibesarkan pada kolam yang lebih besar untuk pembesaran. Namun, benih panjang 2-3cm terlalu kecil untuk dilepas pada kolam pembesaran karena itu harus dibuat kolam pembenihan yang cukup besar untuk memicu pertumbuhan benih yang lebih besar lagi.

Kolam pembenihan bisa menggunakan kolam tanah atau beton yang berukuran 10x20 meter. Luas 200 meter persegi dapat menampung 50-100 ribu ekor benih.

Pembenihan ini dimaksudkan untuk membuat benih ikan sedikit lebih besar lagi. Lama pemeliharaan pada kolam pembenihan 4-6 minggu. Benih ini sudah mencapai panjang antara 3.5-5 cm. ketika benih sudah mencapai ukuran tersebut maka benih boleh ditebar dan dibesarkan pada kolam pembesaran atau untuk dijual kepada petani lain yang ingin membesarkan nila, jika anda ingin menjual.

Pakan yang diberikan pada pembenihan ini adalah pakan berukuran 1.5mm. tersedia banyak di toko-toko penjual pakan ternak. Protein 30-35% akan membantu pertumbuhan nila lebih cepat. Pellet tengelam atau pellet timbul? Akan lebih baik pellet timbul karena akan mengurangi pakan jatuh ke dasar kolam yang mungkin tidak dimakan oleh ikan. Pemberian pakan 3 kali sehari pada pembenihan lebih baik.

Panen benih dapat dilakukan dengan menjaring atau dengan menurunkan volume air. Buatlah jaring apung untuk menampung tangkapan benih. Benih nila sudah dipanen, besarkan apa yang akan dibesarkan dan jualah apa yang akan dijual.

Sekarang waktunya anda membesarkan benih nila di kolam pembesaran. Kolam air deras, kolam jaring apung adalah dua bentuk pembesaran yang paling cepat membesarkan nila. Tentu saja didukung oleh makanan yang memekarkan.